Kamis, 01 Juni 2017

Cara penggunaan obat yang benar

Cara penggunaan obat yang benar

Seringkali masyarakat salah kaprah dalam penggunaan alat ukur yang digunakan , waktu minum obat & cara penyimpanan obat . Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya edukasi terhadap pasien di apotek atau di sarana kesehatan yang lain.
Contoh sederhana : lihatlah kedua sendok di bawah ini







Keduanya adalah sendok teh rumah tangga , apakah ukurannya sama ?
Lalu apakah volumenya juga sama? Lalu bagaimana jika kita gunakan untuk minum obat ? sendok teh manakah yang seharusnya kita pakai untuk minum obat ? lalu bagaimana dengan dosis obatnya?

Naaaahh......kali ini saya akan mengulas cara yang benar dalam minum obat.
ika petugas apotek / dokter meminta anda minum obat dengan takaran 1 sendok teh , maka yang di maksud sendok teh di sini bukanlah sendok teh yang digunakan dalam rumah tangga, takaran yang benar adalah 5 mL 

                                                                     
          →  Sendok obat yang benar
           





Bisa juga menggunakan cup obat sampai menunjukkan angka 5 mL


 
 

Jika aturan pakai obat adalah 1 sendok makan , maka yang benar adalah 15 mL , bisa menggunakan cup obat sampai menunjukkan angka 15 mL , dan bisa juga menggunakan sendok obat sebanyak 3x nya
 
Sekarang kita beralih ke sediaan tetes , bagaimana cara meneteskannya?
Bolehkah kita meneteskannya dengan sembarangan?
Jawabannya tentu saja tidak boleh ,
Pabrik obat sudah mendesain tetesan obat pada obat tetes agar sesuai standar. Yaitu ± 47,5 mg – 52,5 mg per tetes. Dengan catatan ketika meneteskan botol obat harus dalam posisi tegak lurus , bagaimana bila tidak di teteskan dengan tegak lurus ? yang akan terjadi adalah dosis bisa jadi tidak sesuai . bisa jadi lebih sedikit atau juga bisa lebih banyak dari dosis yang diharapkan.
  

 
→  ini merupakan contoh yang salah








                                                    


→ contoh penetesan obat yang benar






Hal ini juga berlaku pada penggunaan obat tetes lainnya , misalnya pada tetes telinga , tetes oral ( obat tetes yang diminum).

Bagaimana dengan waktu minum obat?
Seringkali kita juga salah dalam waktu minum obat. Bila kita diminta untuk meminum obat 3x sehari , biasanya kita akan meminumnya sehari 3 x , tetapi dalam waktu yang bila kita ingat. Kebiasaan yang salah seringkali kita meminumnya pada pagi hari , siang hari & sore hari.  Lalu seharusnya bagaimana?
Bila kita diminta minum obat 3 x sehari maka waktu minum obat yang benar adalah 24 jam dibagi 3 x minum = 8 jam. Artinya akan lebih tepat bila kita minum obat 3 x sehari yaitu tiap 8 jam.
Begitu pula pada bila penggunaan obat 4 x sehari maka obat harus diminum tiap 6 jam , bila penggunaan obat 2 x sehari maka obat harus diminum tiap 12 jam , bila penggunaan obat 1 x sehari maka obat harus diminum tiap 24 jam , demikian seterusnya.
Bagaimana dengan penggunaan antibiotik?
Bila kita minum antibiotik tidak sesuai dengan aturan / asal – asalan maka resiko yang mungkin terjadi adalah “resistensi” yaitu kondisi dimana bakteri dalam tubuh akan kebal terhadap antibiotik tsb.
Lalu bagaimana seharusnya?

  • Minumlah antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter dengan waktu minum yang tepat.
  • Habiskan antibiotik , jangan sampai berhenti ditengah perjalanan minum obat , atau juga meminumnya dengan tidak teratur.
  • Jangan menggunakan antibiotik berdasarkan dari pengalaman orang lain atau menggunakan resep lama karena bisa jadi bakteri yang menyerang kita adalah bakteri yang berbeda.
Bagaimana dengan cara minum obat sebelum makan , saat makan & sesudah makan? Apa perbedaannya?
Cara minum obat ini akan berpengaruh pada penyerapan & reaksi obat itu sendiri di dalam tubuh.
Seringkali kesalahan minum obat terjadi pada obat – obat yang diminum sebelum makan. Sedangkan pada minum obat saat makan & setelah makan biasanya sudah dilakukan dengan benar.
Pada kasus minum obat sebelum makan seringkali orang akan meminum obat , kemudian langsung makan. Sebenarnya cara minum obat sebelum makanpun berbeda – beda. Tanpa dinyatakan lain maka waktu yang dimaksud dalam meminum obat sebelum makan adalah pada saat kondisi perut kosong , yaitu pada 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Tetapi pada beberapa obat seperti obat mual & beberapa obat diabet biasanya harus diminum sesaat sebelum makan yaitu bisa ¼ jam sebelum makan atau ½ jam sebelum makan. Oleh karena itu kita harus menanyakan kepada petugas kesehatan kapan waktu yang tepat untuk kita minum obat sebelum makan.
Bagaimana dengan masa berlaku obat?
Sampai kapan kita bisa menyimpan obat?
  • Untuk obat – obatan yang masih dalam kemasan tertutup / bersegel maka bisa di simpan & digunakan sampai dengan batas expired date yang tertera pada kemasan.
  • Obat racikan puyer / kapsul biasanya hanya bertahan selama 1 bulan penyimpan. hal ini bisa terjadi karena rusaknya obat karena penyimpanan atau reaksi pencampuran beberapa obat.
  • Obat dalam bentuk sirup bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka dengan catatan tidak terjadi perubahan bau , warna dengan penyimpanan yang benar , yaitu pada suhu ruangan & tidak terkena cahaya matahari secara langsung. 
  • Sedangkan pada sirup antibiotik yang telah dilarutkan hanya bisa disimpan selama 7 hari setelah dilarutkan. ada juga pada beberapa antibiotik yang hanya bisa disimpan 5 hari setelah dilarutkan. Hal ini dikarenakan kestabilan antibiotik dalam air berbeda – beda. Sehingga bila telah melampaui batas penggunaan , antibiotik akan rusak. 
  • Obat tetes & salep mata bisa digunakan 1 bulan  setelah dibuka. 
  • Obat tetes telinga & hidung bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka. 
  • Salep / Cream / Ointment bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka. 
  • Obat Insulin bisa digunakan 1 bulan setelah dibuka. Dengan syarat insulin yang belum dibuka segelnya, disimpan pada suhu dingin yaitu 2 – 8 °C ( suhu Kulkas).

Demikian sedikit coretan dari saya...semoga bermanfaat....😀😀











Tidak ada komentar:

Posting Komentar