Cara penggunaan
obat yang benar
Seringkali masyarakat salah kaprah dalam
penggunaan alat ukur yang digunakan , waktu minum obat & cara penyimpanan
obat . Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya edukasi terhadap pasien di apotek
atau di sarana kesehatan yang lain.
Contoh sederhana : lihatlah kedua sendok di
bawah ini
Keduanya adalah sendok teh rumah tangga , apakah
ukurannya sama ?
Lalu apakah volumenya juga sama? Lalu bagaimana
jika kita gunakan untuk minum obat ? sendok teh manakah yang seharusnya kita
pakai untuk minum obat ? lalu bagaimana dengan dosis obatnya?
Naaaahh......kali ini saya akan mengulas cara
yang benar dalam minum obat.
ika petugas apotek / dokter meminta anda minum
obat dengan takaran 1 sendok teh , maka yang di maksud sendok teh di sini
bukanlah sendok teh yang digunakan dalam rumah tangga, takaran yang benar
adalah 5 mL
→ Sendok obat yang benar
Bisa juga menggunakan cup obat sampai menunjukkan angka 5 mL
Jika aturan pakai obat adalah 1 sendok makan , maka yang benar
adalah 15 mL , bisa menggunakan cup obat sampai menunjukkan angka 15 mL , dan
bisa juga menggunakan sendok obat sebanyak 3x nya
Sekarang kita beralih ke sediaan tetes ,
bagaimana cara meneteskannya?
Bolehkah kita meneteskannya dengan sembarangan?
Jawabannya tentu saja tidak boleh ,
Pabrik obat sudah mendesain tetesan obat pada
obat tetes agar sesuai standar. Yaitu ± 47,5 mg – 52,5 mg per tetes. Dengan catatan
ketika meneteskan botol obat harus dalam posisi tegak lurus , bagaimana bila
tidak di teteskan dengan tegak lurus ? yang akan terjadi adalah dosis bisa jadi
tidak sesuai . bisa jadi lebih sedikit atau juga bisa lebih banyak dari dosis
yang diharapkan.
→ ini merupakan contoh yang salah
→ contoh penetesan obat yang benar
Hal ini juga berlaku pada penggunaan obat tetes lainnya , misalnya pada tetes telinga , tetes oral ( obat tetes yang diminum).
Bagaimana
dengan waktu minum obat?
Seringkali kita juga salah dalam waktu minum
obat. Bila kita diminta untuk meminum obat 3x sehari , biasanya kita akan
meminumnya sehari 3 x , tetapi dalam waktu yang bila kita ingat. Kebiasaan yang
salah seringkali kita meminumnya pada pagi hari , siang hari & sore hari. Lalu seharusnya bagaimana?
Bila kita diminta minum obat 3 x sehari maka
waktu minum obat yang benar adalah 24 jam dibagi 3 x minum = 8 jam. Artinya akan
lebih tepat bila kita minum obat 3 x sehari yaitu tiap 8 jam.
Begitu pula pada bila penggunaan obat 4 x sehari
maka obat harus diminum tiap 6 jam , bila penggunaan obat 2 x sehari maka obat
harus diminum tiap 12 jam , bila penggunaan obat 1 x sehari maka obat harus
diminum tiap 24 jam , demikian seterusnya.
Bagaimana
dengan penggunaan antibiotik?
Bila kita minum antibiotik tidak sesuai dengan
aturan / asal – asalan maka resiko yang mungkin terjadi adalah “resistensi” yaitu kondisi dimana
bakteri dalam tubuh akan kebal terhadap antibiotik tsb.
Lalu bagaimana seharusnya?
- Minumlah antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter dengan waktu minum yang tepat.
- Habiskan antibiotik , jangan sampai berhenti ditengah perjalanan minum obat , atau juga meminumnya dengan tidak teratur.
- Jangan menggunakan antibiotik berdasarkan dari pengalaman orang lain atau menggunakan resep lama karena bisa jadi bakteri yang menyerang kita adalah bakteri yang berbeda.
Bagaimana
dengan cara minum obat sebelum makan , saat makan & sesudah makan? Apa perbedaannya?
Cara minum obat ini akan berpengaruh pada
penyerapan & reaksi obat itu sendiri di dalam tubuh.
Seringkali kesalahan minum obat terjadi pada
obat – obat yang diminum sebelum makan. Sedangkan pada minum obat saat makan
& setelah makan biasanya sudah dilakukan dengan benar.
Pada kasus minum obat sebelum makan seringkali orang
akan meminum obat , kemudian langsung makan. Sebenarnya cara minum obat sebelum
makanpun berbeda – beda. Tanpa dinyatakan lain maka waktu yang dimaksud dalam
meminum obat sebelum makan adalah pada saat kondisi perut kosong , yaitu pada 1
jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Tetapi pada beberapa obat seperti
obat mual & beberapa obat diabet biasanya harus diminum sesaat sebelum
makan yaitu bisa ¼ jam sebelum makan atau ½ jam sebelum makan. Oleh karena itu
kita harus menanyakan kepada petugas kesehatan kapan waktu yang tepat untuk
kita minum obat sebelum makan.
Bagaimana
dengan masa berlaku obat?
Sampai
kapan kita bisa menyimpan obat?
- Untuk obat – obatan yang masih dalam kemasan tertutup / bersegel maka bisa di simpan & digunakan sampai dengan batas expired date yang tertera pada kemasan.
- Obat racikan puyer / kapsul biasanya hanya bertahan selama 1 bulan penyimpan. hal ini bisa terjadi karena rusaknya obat karena penyimpanan atau reaksi pencampuran beberapa obat.
- Obat dalam bentuk sirup bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka dengan catatan tidak terjadi perubahan bau , warna dengan penyimpanan yang benar , yaitu pada suhu ruangan & tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
- Sedangkan pada sirup antibiotik yang telah dilarutkan hanya bisa disimpan selama 7 hari setelah dilarutkan. ada juga pada beberapa antibiotik yang hanya bisa disimpan 5 hari setelah dilarutkan. Hal ini dikarenakan kestabilan antibiotik dalam air berbeda – beda. Sehingga bila telah melampaui batas penggunaan , antibiotik akan rusak.
- Obat tetes & salep mata bisa digunakan 1 bulan setelah dibuka.
- Obat tetes telinga & hidung bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka.
- Salep / Cream / Ointment bisa digunakan 3 bulan setelah dibuka.
- Obat Insulin bisa digunakan 1 bulan setelah dibuka. Dengan syarat insulin yang belum dibuka segelnya, disimpan pada suhu dingin yaitu 2 – 8 °C ( suhu Kulkas).
Demikian sedikit coretan dari saya...semoga
bermanfaat....😀😀
Tidak ada komentar:
Posting Komentar